Jumat, 01 April 2016

SAHABAT : Sebuah Tulisan Hasil Workshop Menulis Cerpen




SAHABAT

oleh : Syafira Fitria

Freya termenung seraya memandang sosok yang kini menjauh. Itu Reina sahabatnya.Entah apa yang membuatnya bersikap ketus belakangan ini. Hal itu sudah terjadi sekitar seminggu yang lalu saat dirinya memenangkan perlombaan membuat cerpen.

Tapi saat iti dia bersikap biasa. Kenapa sekarang jadi aneh?, batin Freya tak mengerti.

Dirinya terdiam seraya pikirannya kembali berkelana.

Seorang gadis kecil tersenyum manis menuju ke arah taman tanpa medengarkan panggilan orang tuanya yang kini sedang kesusahan mengejarnya.

“Freya jangan jauh-jauh nak”, ujar mamanya setengah berteriak.

Gadis kecil itu terus berlari seraya menoleh kebelakang. Akibatnya, gadis kecil yang bernama Freya 
tak melihat pembatas jalan yang membuatnya tersandung.

Gadis itu menangis merasakan perih dilututnya. Sampai akhirnya sebuah tangan mungil menawarkan bantuan.

“Kamu gak apa-apa?”, ujar sosok itu.

Seorang gadis manis yang seumuran dengannya terlihat sedang mengulurkan tangannya menawarkan bantuan.

“Sakit..”, ujar Freya seraya meringis.

“ayo bangun. Aku bantu bersihkan lukamu”, ujar gadis itu seray tersenyum.

Keduanya duduk disalah satu bangku taman seraya membersihkan luka Freya.

“Sudah selesai. Lain kali kalau lari hati-hati”, ujar gadis itu.

Freya tersenyum melihat gadis didepannya. Mungkin mereka bisa menjadi sahabat.

“Tunggu. Nama kamu siapa?”, ujar Freya menghentikannya yang hendak pergi.

“Aku Reina. Salam kenal”, ujar gadis itu tersenyum manis.

Freya tersenyum mengingat saat itu. Dirinya memang sempat tidak bertemu lagi dengan Reina. Tetapi mereka kembali bertemu saat lomba cerpen di SD. Dan dirinya juga Reina memeutuskan untuk bersahabat.

Hampir selama 4 tahun ini hari-hari Freya diisi oleh Reina. Mereka selalu melakukan semuanya berdua. Bahkan teman-temannya dulu di smp menyebut mereka duo karena tak terpisahkan.
Tapi Freya kini merasa sedih mengingat saat ini dirinya dan Reina dalam keadaan yang tidak baik. Dirinya bahkan tidak tau penyebabnya apa.

“Freya”, panggil sebuah suara.

Rasa senang langsung membuncaha kala memikirkan kalau itu adalah Reina. Tapi kenyataan tidak, terlihat Risa sedang memadangnya. Dan buka Reina.

Wajah Freya kembali sendu membuat Risa bertanya-tanya. Gadis itu berjalan menghampiri Freya dan langsung mendudukan dirinya disamping Freya.

“Lo kenapa?”, tanya Risa.

 Anak itu memang terbiasa bercakap dengan kata lo-gue. Berbeda dengan Freya dan Reina yang lebih memilih menggunakan aku-kamu kepada sesama. Mengingat Reina kembali membuat Freya bersedih.

“Aku bingung kenapa Reina marah “, ujar Freya.

“ Gue gak tau apa masalah kalian berdua tapi kayaknya lo harus ngeomong langsung sama dia”, ujar Risa.

“Tapi gimana caranya? Dia aja gak pernah mau liat muka aku lagi”.

Risa tersenyum  kepada Freya yang lagi-lagi memasang wajah sendu.

“Lo harus ngomong Frey. Emang rela persahabatan kalian ancur Cuma gara-gara masalah yang bahkan lo gak tau”, ujara Risa.

“Trus aku harus gimana?”, tanya Freya.

Risa tersenyum seray beranjak dari tempatnya.
“Ayo , Gw anter”, ujara Risa seraya mengulurkan tangan kepada Freya.

Mereka berdua berjalan menyusuri koridor  menuju ketempat Reina.
Sesampainya disana terlihat gadis itu sedang terduduk didepan koridor kelasnya. Entah apa yang dilakukannya. Dengan langkah mantap Freya berjalan menghampiri Reina yang terlihat belum menyadari kehadirannya.

“Rei”, panggil Freya dengan berhati-hati.

Reina seketika mendongkak dan terlihat terkejut melihat kehadiran Freya.

“Freya? Kamu ngapain disini?”, tanya Reina tanpa menyembunyikan nada terkejutnya.

“Aku mau minta maaf sama kamu kalau aku punya salah”.

“Kau gak perlu minta maaf. Aku baru mau minta maaf sama kamu karena udah marah gk jelas….”.

Reina menjelaskan semuanya membuat Freya mengerti kalau selama ini mereka hanya salah paham. Dan Freya merasa sangat terharu saat mengetahui kalau Reina ternyata hanya takut kehilangannya karena Freya dekat dengan Risa.

“Aku temenan sama dia karena dia baik. Bukan karena aku bosan temenan sama kamu. Kamu itu gak terganti”.


tubi kontiyu ....


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

18 PEJUANG SNMPTN 2017